Liputanpers.com – menyajikan informasi terbaru tentang BAB Bayi Berbusa, Penyebab Hingga Ragam Pengobatan.
Anda juga bisa mencari berita terkait dalam kategori Opini, yang selalu terupdate setiap hari.
Liputanpers merupakan portal berita yang berasal dari berbagai sumber media online maupun sumber informasi swadaya masyarakat.
Setiap informasi yang di publikasikan pada situs kami cantumkan sumber serta link dari situs terpercaya dan anda bisa mengunjungi situsnya yang pada akhir artikel ini.
Simak artikel menarik lainnya tentang 5 Cara Investasi Paling Efektif, Berikut ini berita selengkapnya yang kami rangkum di bawah ini:
BAB Bayi Berbusa, Penyebab Hingga Ragam Pengobatan
BAB bayi berbusa nyatanya sering dialami bagi sebagian bayi yang baru lahir.
Feses normal orang dewasa biasanya berbentuk padat dan berwarna cokelat.
Namun, bentuk feses pada bayi akan jauh berbeda dan penting untuk terus memantaunya, karena bisa terjadi kondisi BAB bayi berbusa.
Baik pada bayi yang baru lahir atau bayi yang sudah mulai makan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Apakah hal ini normal dirasakan bagi Si Kecil? Cek selengkapnya di bawah ini ya, Moms!
Baca Juga: 13 Rekomendasi Parfum untuk Anak Sekolah, Wangi Seharian!
Normalkah BAB Bayi Berbusa?
Foto: Fakta Bayi Baru Lahir (Orami Photo Stock)
Bayi baru lahir akan mengeluarkan mekonium atau zat berwarna hitam yang lengket pada beberapa hari pertama setelah lahir.
Setelah sekitar tiga hari, feses bayi yang baru lahir berubah menjadi lebih ringan dan encer.
Pada saat ini, feses mereka akan berwarna cokelat muda, kuning, atau kuning kehijauan.
Bayi yang disusui mungkin memiliki feses yang lebih encer. Itu bukanlah pertanda buruk.
Hal ini karena artinya bayi Moms menyerap zat padat di ASI.
Sementara bayi yang diberi susu formula, fesesnya lebih terlihat seperti pasta daripada feses bayi yang mengonsumsi ASI saja.
Moms mungkin akan melihat perubahan pada feses bayi Moms seiring mereka tumbuh. Moms juga mungkin melihat perbedaan jika pola makan mereka berubah.
Misalnya, Saat beralih dari ASI ke MPASI atau mengubah jenis susu formula yang Moms berikan.
Ini semua menyebabkan perubahan jumlah, konsistensi, dan warna feses. Termasuk membuat BAB bayi berbusa.
Selain itu, mengutip Healthline, saat bayi Moms mulai makan makanan padat, Moms mungkin melihat potongan kecil makanan di feses mereka.
Perubahan pola makan ini juga dapat mengubah frekuensi buang air besar bayi Moms setiap harinya.
Sebenarnya, perubahan bentuk feses atau BAB bayi berbusa menandakan ia tengah menyesuaikan sistem pencernaannya dengan makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Hematochezia, Kondisi Munculnya Darah Segar pada Feses
Penyebab BAB Bayi Berbusa
BAB berbusa pada bayi merupakan hal yang umum terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan.
Biasanya, kondisi ini mirip seperti diare dan tampak ada gelembung di dalamnya.
BAB bayi yang berbusa terkadang juga tampak berminyak atau mengandung lendir.
BAB bayi yang berbusa sering kali disebabkan oleh beberapa hal.
Misalnya ketidakseimbangan kandungan ASI yang diminum, reaksi terhadap makanan, dan beberapa kondisi lainnya seperti masalah kondisi medis.
Berikut ini adalah beberapa penyebab BAB bayi berbusa dan juga cara menanganinya.
1. Ketidakseimbangan Kandungan ASI
Foto: BAB Bayi Berbusa (Freepik.com)
Menyusui adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup Si Kecil.
Menurut World Health Organization (WHO), ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi.
ASI menjadi sumber nutrisi yang aman, bersih dan mengandung antibodi yang membantu melindungi Si Kecil dari banyak penyakit.
ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupan.
ASI menjadi sumber nutrisi untuk setengah atau lebih dari kebutuhan nutrisi anak hingga usia 6 bulan.
Menurut Frontiers, ASI umumnya terdiri dari 87% air, 1% protein, 4% lipid, dan 7% karbohidrat (termasuk 1 hingga 2,4% oligosakarida).
ASI juga mengandung banyak mineral (kalsium, fosfor, magnesium, kalium, dan natrium), dan lebih sedikit protein dibanding susu sapi.
Susu mengandung senyawa yang membantu melindungi anak-anak dari penyakit menular.
Akan tetapi, ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas ASI. Mulai dari psikologis sang ibu, makanan, hingga gaya hidup.
Salah satu kekhawatiran bagi beberapa ibu adalah bahwa bayi mungkin tidak mendapatkan cukup ASI.
Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan bayi untuk merasa puas dengan setiap pemberian ASI dan penambahan berat badannya.
Ini juga dapat menyebabkan bayi kembung dan menderita gangguan pencernaan lainnya.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Durian dan Nanas?
BAB bayi berbusa sering kali merupakan tanda bahwa mereka kelebihan laktosa atau gula yang ditemukan dalam ASI.
ASI terdiri dari dua bagian yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk keluar selama beberapa menit saat bayi mulai menyusu dan diikuti oleh susu hindmilk yang lebih kental.
Seorang bayi mungkin menerima banyak foremilk di awal menyusu dan tidak mendapatkan hindmilk yang tersisa.
Ini dikenal sebagai kelebihan pasokan atau ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk.
Padahal, foremilk memiliki lebih sedikit nutrisi daripada hindmilk yang penuh lemak dan kalori.
Jika bayi Moms mendapatkan terlalu banyak foremilk, maka biasanya akan sulit mencerna laktosa dengan benar.
Kondisi kelebihan laktosa ini akhirnya menyebabkan perubahan feses. Salah satunya BAB bayi berbusa.
Selain BAB bayi berbusa, gejala lain dari masalah ketidakseimbangan ini, seperti mudah menangis, rewel, dan gelisah setelah menyusu.
Lalu, feses berbusa yang warnanya hijau dan berair, dan perut kembung.
Dikutip dari Healthline, kadang-kadang ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk ini salah didiagnosis sebagai alergi terhadap laktosa atau kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa seperti kolik, asam lambung dan alergi protein susu.
Moms juga bisa merasakan gejala dari kondisi ini, yaitu ketika memiliki payudara yang sering terasa terlalu penuh dan ASI yang keluar sedikit demi sedikit.
Jika sering terjadi BAB bayi berbusa, maka sebaiknya menyusuilah setidaknya 20 menit di satu sisi sebelum beralih ke sisi yang lain.
Ini akan memastikan bahwa bayi menerima cukup ASI baik foremilk dan hindmilk.
Moms juga harus menghubungi dokter anak atau konsultan laktasi, untuk mendapatkan arahan bagaimana menyusui bayi Moms dengan tepat.
Konsultan laktasi akan memberikan informasi misalnya mengenai cara menyusui yang baik bagi bayi dan Moms sendiri, serta cara meningkatkan produksi ASI.
Baca Juga: 6 Penyebab Bayi Tidak Buang Air Besar dan Cara Mengatasinya
2. Adanya Infeksi
Foto: Bayi Menangis (Freepik.com)
Infeksi bakteri, parasit, atau virus dapat menyerang saluran pencernaan. Biasanya, kondisi infeksi ini akan membuat kembung dan gelembung gas atau BAB bayi berbusa.
Hal ini juga biasanya dialami oleh balita, anak-anak, bahkan orang dewasa.
Sumber infeksi yang umum dan menyebabkan feses bayi berbusa ini adalah parasit Giardia.
Bayi Moms yang sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI, mungkin terinfeksi setelah mengonsumsi air atau makanannya yang terkontaminasi.
Kondisi bisa juga disebabkan ketika bersentuhan dengan air yang terkontaminasi misalnya saat berenang.
Oleh karena itu, kebersihan segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan Si Kecil harus sangat diperhatikan.
Selain BAB bayi berbusa, Medical News Today menyebutkan gejala infeksi lain yang bisa Moms lihat adalah kelelahan, kembung, mual, serta penurunan berat badan tidak dapat dijelaskan.
Moms harus menemui dokter jika memang ada indikasi infeksi pada bayi untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan cepat.
Diperlukan waktu beberapa minggu untuk meredakan gejala infeksi ini pada bayi Moms.
Baca Juga: Jakarta Fair 2023: Sejarah, HTM, Hingga Daya Tariknya
3. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
Foto: Bayi Sakit (Freepik.com)
Penyebab bab bayi berbusa adalah sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS), yang merupakan masalah usus umum pada bayi lima tahun (balita).
Kondisi ini dapat menyebabkan kram, perut penuh gas, kembung, diare dan sembelit. Pemicunya adalah makanan tertentu, panik, stres, dan infeksi.
Meskipun IBS dapat membuat tidak nyaman dan memalukan bagi anak-anak, IBS tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Dokter dapat membantu menangani IBS ini diikuti dengan perubahan pola makan dan gaya hidup.
Terkadang, dokter akan meresepkan obat untuk membantu meredakan gejala.
Penyebab spesifik IBS pada balita Moms tidak diketahui, meski cenderung diturunkan dalam keluarga.
Anak-anak dengan IBS mungkin lebih sensitif terhadap sakit perut, ketidaknyamanan, dan rasa kenyang daripada anak-anak yang tidak memiliki IBS.
Beberapa makanan, seperti susu, cokelat, minuman dengan kafein, makanan yang mengandung gas, dan makanan berlemak juga cenderung memicu IBS.
Selain itu, beberapa anak dengan IBS cenderung lebih sensitif terhadap stres dan gangguan emosional.
Selain menyebabkan BAB bayi berbusa, beberapa balita juga bisa mengalami rasa sakit dan tidak nyaman karena sembelit atau sebaliknya karena diare.
Dokter mungkin menyarankan Moms membantu balita Moms membuat buku harian makanan untuk melihat apakah terdapat makanan tertentu yang memicu gejala IBS.
Dokter mungkin juga bertanya tentang penyebab stres di rumahnya dan di sekolah.
Sering kali dokter tidak memerlukan tes medis untuk mendiagnosis IBS, tetapi terkadang mereka melakukan tes darah, tes feses, sinar-X, atau tes lain untuk memastikan masalah medis lain tidak menyebabkan masalah.
Baca Juga: 5 Jenis Susu Pelancar ASI dan Rekomendasi Merek Susu untuk Ibu Menyusui
Tidak ada obat untuk Moms yang mengalami IBS, tetapi mengutip Kids Health, ada banyak hal yang dapat membantu mengurangi gejala IBS, termasuk:
Beberapa orang tua yang balitanya mengalami IBS, tahu bahwa makan dengan hati-hati akan membantu mengurangi atau menghilangkan gejala IBS yang dapat menyebabkan bab bayi berbusa.
Anak Moms mungkin harus menghindari susu dan produk olahannya, serta pemicu lainnya.
Beberapa balita dengan IBS merasa lebih baik ketika mereka makan dengan porsi kecil dan lebih sering.
Cara tersebut dinilai lebih baik ketimbang memberikan makanan dalam porsi besar yang dapat memicu IBS.
Jika IBS balita atau anak Moms tampaknya terkait dengan stres, maka bicarakan tentang apa yang dapat Moms lakukan untuk membantunya mengelola tekanan yang terkait dengan sekolah, rumah, atau teman.
Dengan menciptakan suasana rumah yang menenangkan, Si Kecil juga dapat terhindar dari rasa jenuh dan stress.
Olahraga dapat membantu melancarkan sistem pencernaan. Ini juga merupakan pereda stres yang hebat sehingga bisa membantu meminimalisir bab bayi berbusa.
Baca Juga: Hipoglikemia: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya
Dokter terkadang meresepkan obat untuk mengobati diare, sembelit atau kram. Antidepresan dapat membantu beberapa orang dengan manajemen nyeri dan depresi.
Bicarakan dengan dokter anak Moms sebelum memberinya obat bebas apa pun untuk diare, sembelit, kram, atau masalah pencernaan lainnya yang dapat menyebabkan bab bayi berbusa.
Akan lebih baik jika Moms berkonsultasi langsung secara rutin, dan meminta resep langsung dari dokter.
Jika balita atau anak Moms sangat cemas atau tampak tertekan, maka dokter anak Moms mungkin merekomendasikan psikolog atau terapis anak.
Terapi, hipnosis, latihan pernapasan, atau teknik relaksasi lainnya dapat membantu beberapa orang mengelola IBS.
IBS dapat memengaruhi kualitas hidup balita, Moms.
Bicarakan dengan dokter anak Moms tentang cara-cara mengelola IBS dalam hidup karena ini semua dapat membantu anak Moms menjalani hidup yang aktif dan sehat.
Baca Juga: Mengenal FODMAP Diet untuk Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
4. Gangguan Malabsorpsi
Foto: Ayah Merawat Si Kecil (Freepik.com)
Terkadang, balita Moms yang mengonsumsi makanan seimbang mengalami malnutrisi.
Penyebabnya mungkin karena malabsorpsi atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dari sistem pencernaan ke dalam aliran darah. Ini juga menjadi faktor bab bayi berbusa.
Biasanya proses pencernaan mengubah nutrisi dari makanan menjadi unit-unit kecil yang melewati dinding usus dan masuk ke aliran darah, di mana mereka dibawa ke sel lain di dalam tubuh.
Jika dinding usus rusak karena virus, infeksi bakteri, atau parasit, maka permukaannya bisa berubah sehingga zat yang dicerna tidak bisa lewat.
Saat ini terjadi, nutrisi akan dikeluarkan melalui feses, menyebabkan bab bayi berbusa.
Malabsorpsi biasanya terjadi pada anak normal selama satu atau dua hari. Penyakit ini jarang berlangsung lebih lama karena permukaan usus sembuh dengan cepat tanpa kerusakan yang berarti.
Dalam kasus ini, malabsorpsi tidak perlu dikhawatirkan.
Salah satu gangguan malabsorpsi yang umum terjadi adalah penyakit Celiac.
Biasanya, ini terjadi ketika balita Moms memiliki reaksi alergi terhadap konsumsi gluten, yang menyebabkan usus menjadi meradang dan mengalami gejala gastrointestinal lainnya seperti perubahan feses.
Intoleransi makanan terhadap makanan lain juga dapat menyebabkan gejala serupa.
Misalnya, intoleransi terhadap telur, fruktosa, laktosa, serta makanan laut. BAB bayi berbusa mungkin bisa terjadi setelah makan jenis makanan tertentu.
Bahkan mereka mungkin juga merasa kembung atau mual.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Bumbu Sate Instan, Empuk dan Meresap Bumbunya
Sementara itu, kondisi bisa lebih parah saat balita mengalami malabsorpsi kronis. Malabsorpsi kronis sudah pasti ditandai juga dengan feses balita yang berbusa disertai berbau pekat.
Mereka juga akan mengalami sakit perut dan muntah terus menerus.
Penurunan berat badan dengan hilangnya lemak dan otot, ruam kulit kering dan bersisik, mudah memar, fraktur tulang, serta perlambatan pertumbuhan dan penambahan berat badan yang mungkin tidak terlihat selama beberapa bulan pertama.
Ketika balita Moms menderita malnutrisi, malabsorpsi hanyalah salah satu kemungkinan penyebabnya.
Selain itu, Si Kecil mungkin kekurangan gizi karena tidak mendapatkan cukup jenis makanan yang tepat atau memiliki masalah pencernaan yang membuat tubuhnya tidak dapat mencernanya.
Balita Moms juga mungkin mengalami kombinasi dari masalah ini.
Sebelum meresepkan pengobatan pada kondisi bab bayi berbusa, dokter anak Moms akan mencari dan menentukan penyebabnya.
Ini dapat dilakukan dengan satu atau beberapa cara, yaitu:
- Moms mungkin diminta untuk membuat daftar jumlah dan jenis makanan yang dimakan anak Moms.
- Dokter anak Moms dapat menguji kemampuan anak untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu. Misalnya, dokter mungkin menyuruhnya meminum larutan gula susu (laktosa) dan kemudian mengukur kadar hidrogen dalam napasnya sesudahnya. Ini dikenal sebagai tes napas hidrogen laktosa.
- Dokter anak Moms dapat mengumpulkan dan menganalisis sampel tinja. Pada orang sehat, lemak yang hilang melalui feses setiap harinya berjumlah sedikit. Jika terlalu banyak lemak ditemukan dalam feses, itu merupakan indikasi malabsorpsi.
- Pengumpulan keringat dari kulit yang disebut tes keringat, dapat dilakukan untuk melihat apakah terdapat fibrosis kistik. Pada penyakit ini, tubuh memproduksi enzim tertentu dalam jumlah yang tidak mencukupi yang diperlukan untuk pencernaan yang baik
- Dalam beberapa kasus, dokter anak Moms mungkin meminta ahli gastroenterologi anak mendapatkan biopsi dari dinding usus kecil, dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk mengetahui tanda-tanda infeksi, peradangan, atau cedera lainnya.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Bumbu Gulai Terbaik, Meresap dengan Sempurna
Biasanya, semua tes ini dilakukan sebelum perawatan dimulai.
Meskipun, balita Moms yang sakit parah mungkin akhirnya harus dirawat di rumah sakit untuk menerima makanan khusus sementara masalahnya sedang dievaluasi.
Setelah dokter yakin masalahnya adalah malabsorpsi, ia akan mencoba mengidentifikasi alasan spesifik keberadaannya.
Jika penyebabnya adalah infeksi, pengobatan biasanya akan mencakup antibiotik.
Healthy Children menyebutkan, jika malabsorpsi terjadi karena usus terlalu aktif, obat-obatan tertentu dapat digunakan untuk menangkal hal ini, sehingga ada waktu nutrisi untuk diserap.
Terkadang tidak ada penyebab yang jelas untuk masalah malabsorpsi ini.
Dalam kasus ini, pola makan dapat diubah dengan memasukkan makanan atau formula nutrisi khusus yang lebih mudah ditoleransi dan diserap oleh balita Moms.
Baca Juga: Malabsorbsi Makanan pada Balita: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
5. Kondisi Pankreasitis
Foto: Kondisi Pankreasitis (Freepik.com)
Penyebab lainnya bab bayi berbusa adalah pankreasitis atau peradangan pankreas.
Ini dapat menyebabkan flu perut dengan gejala lain seperti sakit perut, muntah dan mual.
Namun dalam kebanyakan kasus, pankreatitis menjadi lebih baik dengan sendirinya.
Pankreatitis bisa menjadi akut dan hanya berlangsung selama beberapa hari. Ini lebih sering terjadi pada anak-anak dan kebanyakan anak hanya mengalaminya sekali.
Tetapi ada pula pankreasitis kronis yang berlangsung lama. Peradangan yang sedang berlangsung ini dapat merusak pankreas secara permanen.
Balita atau anak Moms yang mengalami pankreatitis biasanya mengalami nyeri hebat yang tiba-tiba di perut bagian atas.
Mereka juga mungkin mengalami nyeri di punggung, dada, atau samping, hilang selera makan, demam, mudah marah, bahkan diare, dan bab bayi berbusa.
Penyebabnya beragam mulai dari infeksi, efek beberapa obat, cedera traumatis di perut, trigliserida yang sangat tinggi, serta kelainan genetik atau bawaan.
Beberapa kondisi medis atau penyakit, seperti cystic fibrosis atau penyakit celiac juga dapat meningkatkan risiko pankreatitis pada balita atau anak Moms.
Namun, terkadang penyebab pankreatitis tidak ditemukan.
Baca Juga: 5 Resep Bubur Ayam Bandung yang Bikin Ketagihan!
Untuk mendiagnosis pankreatitis, dokter akan melakukan tes darah, termasuk tes yang mengukur enzim pankreas amilase dan lipase.
Jika kadarnya tinggi, USG perut dapat membantu dokter memeriksa hati dan pankreas serta mencari batu empedu.
Tes lain, seperti CT-scan atau MRI juga mungkin dilakukan agar dapat memeriksa peradangan atau kerusakan pankreas.
Pada sebagian besar kasus, pankreatitis membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar satu minggu.
Saat pankreas sembuh, dokter dapat memberikan obat untuk mengontrol rasa sakit dan mengobati mual dan muntah.
Balita atau anak Moms yang dapat minum cukup cairan dan bisa minum obat nyeri, dapat dirawat di rumah.
Sementara penderita dengan pankreatitis yang lebih parah membutuhkan perawatan di rumah sakit karena mereka membutuhkan cairan infus (IV) dan obat pereda nyeri.
Tim perawatan akan mengawasi komplikasi, seperti infeksi, masalah pernapasan, atau masalah ginjal yang mungkin bisa terjadi karena pankreasitis.
Baca Juga: 13+ Cara Mengatasi Eksim Bayi yang Dianjurkan, Pilih Krim Bayi Bebas Alergi!
Itu dia Moms, penjelasan mengenai penyebab dari bab bayi berbusa.
Jika menurut Moms kondisinya sudah mengkhawatirkan, bisa langsung berkonsultasi ke dokter, ya.
Kesimpulan
Itulah informasi tentang BAB Bayi Berbusa, Penyebab Hingga Ragam Pengobatan yang bisa kami berikan, semoga bermanfaat.
Berita selengkapnya bisa anda akses melalui link berikut ini: Situs Lowongan Kerja Indonesia