Energi Butuh Banyak Investasi untuk Transisi EBT

Energi Butuh Banyak Investasi untuk Transisi EBT



Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sektor energi membutuhkan investasi besar untuk mendukung transisi ke energi terbarukan dan mencapai target bebas emisi karbon pada 2060.

Read More

Dalam gelaran CNBC Economic Outlook 2022, Selasa (22/3), Sri Mulyani mengungkapkan dunia tengah berupaya menurunkan emisi gas rumah kaca.

“Kontribusi menurunkan CO2 29 persen kita sendiri 41 persen jika dibantu global. Kalau transformasi jadi renewable energy (butuh) biaya besar tapi kontribusi penurunan CO2 besar. Oleh karena itu, energi butuh banyak investasi, investasi (untuk) retire poluted coal dan membangun renewable green,” kata Sri Mulyani, Selasa (22/3).

Dia menambahkan, setidaknya ada dua investasi di sektor energi yang diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.

Pertama, investasi pada PT PLN (Persero) untuk membuat pembangkit boleh memproduksi CO2 namun dengan batasan (cap).

“Jadi bagaimana investasi di PLN yang memiliki mekanisme cap. Karena setiap pembangkit ada berapa cap-nya dan melebihi beli kredit lain atau bayar pajak. Makanya kita akan ada yang namanya carbon tax,” katanya.

Kedua, investasi untuk membangun renewable energi. Dalam hal ini, pemerintah akan mengembangkan energi hijau seperti geothermal, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) hingga arus laut dan angin.

“Membangun renewable energi memang butuh dukungan, mereka punya nature investasi yang beda dan risiko yang beda-beda,” jelasnya.

[Gambas:Video CNN]
(dzu/sfr)




Source link