“Memang ada rencana untuk listing di bursa lain, masih kami kaji karena perlu banyak pertimbangan, kapannya masih dalam kajian,” kata Chief Executive Officer (CEO) GoTo Andre Soelistyo dalam konferensi pers, Selasa (15/3).
Dual listing merupakan aksi korporasi yang dilakukan perusahaan dalam mencatatkan sahamnya di dua atau lebih bursa saham yang ada di dunia. Hal serupa pernah dilakukan oleh beberapa perusahaan, salah satunya PT Unilever Indonesia Tbk.
Andre mengatakan dual listing dapat membantu perusahaan untuk menggaet lebih banyak investor di luar negeri. Namun, saat ini pihaknya masih fokus untuk melancarkan initial public offering (IPO) di dalam negeri.
“Tapi pilihan kami start di Indonesia dari awal sudah sangat baku dan kami sangat senang mulai di sini. Kami adalah perusahaan teknologi kedua yang listing, semua perubahan yang ada di regulator kami yakin sekali akan banyak perusahaan sejenis yang akan menyusul GoTo,” kata Andre.
Di lain sisi, Andre mengatakan perusahaan akan memberikan saham fix allocation atau alokasi tetap kepada driver, merchant, konsumen, hingga karyawan perusahaan.
“Mitra driver yang aktif dengan masa kerja tertentu akan diberikan kesempatan mendapatkan saham atau menerima uang tunai. Ini sudah direncanakan sesuai proses dengan OJK. Sementara, merchant juga akan mendapatkan kesempatan untuk fix allocation berdasarkan kriteria yang ada,” ujar Andre.
GoTo Company merupakan induk perusahaan teknologi yang menaungi startup kenamaan karya anak bangsa yakni Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial. GoTo berencana untuk melantai di bursa saham Tanah Air.
Perusahaan menargetkan dapat mengantongi uang segar sebesar Rp15,2 triliun dari aksi korporasi tersebut.
Nantinya, dana itu akan digunakan untuk penetrasi produk, membangun infrastruktur dan sumber daya, hingga menginvestasikannya kepada ketiga anak perusahaan.
[Gambas:Video CNN]
(fry/aud)