Data Bloomberg memperlihatkan harga minyak West Texas Intermediate menguat 1,35 poin atau 1,45 persen ke US$ 94,45 per barel. Sedangkan harga minyak jenis Brent naik 1,18 poin atau 1,25 persen ke level US$ 95,62 per barel.
Tim Riset Monex Investindo Futures (MIFX) menyatakan kenaikan harga minyak dunia itu di antaranya mencerminkan kekhawatiran terhambatnya pengiriman minyak mentah di tengah ketegangan militer Rusia – Ukraina.
Tak hanya itu, pernyataan pejabat Gedung Putih bahwa aksi militer Rusia terhadap Ukraina akan dapat terjadi dalam waktu dekat telah memicu kenaikan harga minyak di akhir Jumat lalu. “Dan berlanjut hingga saat ini,” tulis tim riset MIFX, Senin, 14 Februari 2022.
Lebih jauh, MIFX memprediksi harga minyak bakal menguji resistance di US$ 95,5 per barel, bila naik ke atas level US$ 95. Tapi, jika turun hingga ke bawah level US$ 93,5, harga minyak berpeluang dijual menguji level support di US$ 93.
Seperti diketahui, ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memanas setelah Rusia mengumpulkan sekitar 110.000 tentara di perbatasan Ukraina. Para pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) pun yakin Rusia berencana melakukan invasi skala besar dalam waktu dekat.
Walaupun pernyataan itu sudah dibantah, kekhawatiran tetap tidak surut. Pasalnya, Ukraina membenarkan bahwa ada kemungkinan Putin dan komandonya memang akan melakukan serangan besar-besaran.