Dengan model bisnis yang dibangun itu, GoTo bakal menjadi salah satu perusahaan dengan kapitalisasi besar pasca IPO nanti.
Dengan asumsi penawaran harga di kisaran Rp 316-346 per saham, kapitalisasi saham GOTO akan mencapai sekitar Rp 376,6 triliun (US$26,2 miliar) – Rp 413,7 triliun (US$28,8 miliar) saat listing di BEI nanti. Angka tersebut masuk empat besar saham dengan kapitalisasi yang tertinggi di BEI setelah BCA, BRI, dan Telkom.
“Untuk saat ini GOTO bukan saham yang dilihat profitabilitasnya, ini saham yang tipikal financial technology dan startup. Yang dikejar itu adalah user dan jumlah transaksi, investor melihat growth-nya dari itu,” kata Wawan, Selasa, 22 Maret 2022.
Namun, nilai kapitalisasi GoTo yang begitu besar bisa menjadi acuan bagi investor, terutama investor institusi, meskipun mereka akan lebih banyak pertimbangan.
“Investor institusi mungkin tidak menggunakan analisa fundamental. Namun biar bagaimanapun mereka akan lebih banyak melakukan pertimbangan,” tuturnya.
Saat ini, GOTO merupakan satu-satunya perusahaan di kawasan Asia Tenggara yang menawarkan layanan on-demand services, e-commerce dan financial technology services yang berskala besar dan terintegrasi di dalam satu ekosistem. Layanan Perusahaan menghubungkan lebih dari 55 juta Annual Transacting Users (ATU) dengan 14 juta pedagang terdaftar, dan 2,5 juta mitra pengemudi yang terdaftar per tanggal 30 September 2021.