Kurangi Impor, Pengamat: Beberapa BUMN Musti Direvitalisasi Total

Kurangi Impor, Pengamat: Beberapa BUMN Musti Direvitalisasi Total


TEMPO.CO, Jakarta -Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menilai beberapa BUMN musti direvitalisasi total untuk meningkatkan produktivitas. Hal itu supaya lebih mampu mencukupi kebutuhan domestik dan mengurangi ketergantungan impor.

Read More

“Misal group PTPN harus digenjot supaya produktivitas gula, sawit dan komoditas lain bisa lebih baik,” kata Toto saat dihubungi Minggu, 27 Maret 2022.

Kimia Farma, kata dia, juga harus mempercepat penyelesaian pabrik bahan baku obat farmasi. Sedangkan Pertamina diminta mempercepat pembangunan new oil refineries.”Sehingga ketergantungan impor dari Singapura bisa dikurangi,” ujarnya.

Dia melihat dari data Badan Pusat Statistik, impor migas tinggi karena kemampuan produksi domestik dan kebutuhan dalam negeri tidak seimbang. Demikian juga impor di bagian mesin dan perkakas  masih cukup tinggi.

Sektor pangan juga masih impor tinggi seperti gandum, gula ,bawang putih , beras. Sektor farmasi untuk bahan baku obat, juga impor masih dominan. Demikian pula industri pupuk masih import bahan baku yg tidak tersedia di lokal buat bahan baku pupuk NPK.

Dia melihat impor terjadi karena ada shortage kebutuhan domestik yang tidak bisa dipenuhi produsen lokal (contoh impor migas, komoditas beras-gula), impor bahan baku yang memang tidak tersedia di lokal (import bahan baku NPK), atau karena memang mungkin spesifikasi teknis yang dibutuhkan tidak bisa dipenuhi industri domestik.

Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengungkapkan kekesalannya lantaran kementerian dan lembaga negara masih doyan impor barang-barang yang digunakan sebagai alat operasional. 

Menilik data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Jokowi menemukan pelbagai barang yang semestinya bisa dipenuhi dari dalam negeri malah didatangkan dari luar negeri.

“Coba CCTV beli impor, (padahal) di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini. Dipikir kita bukan negara yang maju buat CCTV saja beli impor,” tutur Jokowi seperti ditayangkan dalam YouTube Sekretariat Presiden saat memberikan arahan dalam acara Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, Jumat, 25 Maret 2022.

Selain masalah CCTV, Jokowi turut menyinggung seragam personel TNI dan Polri yang masih impor. “Lalu seragam dan sepatu tentara dan polisi, beli dari luar. Kita ini produksi di mana-mana bisa. Jangan diterus-teruskan,” kata dia.

Selain TNI dan Polri, Jokowi menyentil tiga kementerian lainnya. Ketiganya adalah Kementerian Kesehatan; Kementerian Pertanian; serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mantan Wali Kota Solo itu menggeleng-gelengkan kepala dan beberapa kali mengernyitkan dahi melihat data impor yang ia peroleh.

HENDARTYO HANGGI | FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca Juga: Perumnas Buka Lowongan Kerja Bagi Lulusan S1, Untuk Posisi Apa Saja?





Source link