Presiden Rusia Vladimir Putin resmi memerintahkan pasukan militer Rusia untuk menginvasi Ukraina pada Kamis (24/2). Akibat invasi tersebut, banyak masyarakat dunia yang menyoroti kejadian tersebut sebagai agresi militer.
Dunia internasional pun memberikan hukuman berupa sanksi ekonomi terhadap Rusia, mulai dari pembekuan aset, pemblokiran akses pasar dan teknologi, hingga pemutusan akses perbankan Rusia ke sistem permodalan dunia.
Namun menariknya, sanksi tersebut diperkirakan hanya akan menjadi simbol belaka. Pasalnya, kekayaan Putin yang ditaksir mencapai miliaran dolar tak akan terpengaruh.
Bill Browder, investor sekaligus aktivis politik Amerika Serikat, memperkirakan kekayaan Vladimir Putin mencapai US$200 miliar atau setara Rp2.868 triliun (kurs Rp14.343 per dolar AS).
Sebagai pembanding, pendapatan dan belanja RI dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 hanya Rp1.846,14 triliun dan Rp 2.714,16 triliun.
Tak ayal, Putin menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Namun demikian, angka tersebut hanyalah perkiraan.
Melacak kekayaan Putin dinilai hampir mustahil untuk dilakukan. Bahkan, Majalah Forbes sebagai salah satu media yang mengungkapkan kekayaan pesohor dunia mengaku ‘memburu’ kekayaan Putin akan sulit untuk dipahami.
Pakar Pencucian Uang Ross Delston menyatakan pemahaman terkait harta benda yang dimiliki Putin memang sulit diketahui oleh masyarakat umum. Namun, ia yakin pejabat intelijen dunia pasti bisa melacak aset milik orang nomor satu Rusia tersebut.
“Kita dapat berasumsi bahwa badan intelijen dan penegak hukum dari Amerika Serikat hingga Uni Eropa telah melacak asetnya selama bertahun-tahun,” kata Ross dikutip dari CNN Business, Selasa (1/3).
Di lain sisi, Delston yakin pembekuan aset Putin di berbagai negara di dunia tidak akan menghentikan aksinya dalam menginvasi Ukraina. “Kami tidak berbicara tentang menghentikan apa pun. Kita berbicara tentang menghukumnya,” ujarnya.
Pasalnya, sanksi yang dijatuhkan diperkirakan hanya akan mengurangi total kekayaan Putin, tetapi tidak merusak kredibilitasnya.
[Gambas:Video CNN]
(fry/sfr)