Riza (28), pedagang di Pasar Inpres Pasar Minggu, Jakarta Selatan, menegaskan tidak ada minyak goreng curah yang dihargai Rp14 ribu per liter. Bahkan, harganya masih naik-turun (fluktuatif).
“Ketentuan HET menteri (perdagangan) itu hoaks. Nggak ada di pasar,” ungkapnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (28/30).
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah melakukan penyesuaian aturan perdagangan minyak goreng curah. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan HET Minyak Goreng.
Melalui regulasi tersebut, pemerintah memberlakukan subsidi minyak goreng curah dan menaikkan HET menjadi Rp14.000 per liter atau setara Rp15.500 per kilogram dari yang sebelumnya Rp11.500 per liter.
Riza mengaku saat ini menjual minyak goreng kemasan seharga Rp22 ribu per kilogram (kg). Harga yang dipatoknya cukup tinggi lantaran harga jual dari distributor pun sudah tinggi.
Di samping itu, keberadaan minyak goreng curah pun langka. “Dari agen atau distributornya nggak tahu, nggak ada kabar,” terang dia.
Pun demikian, menurut Riza, kelangkaan minyak goreng curah lantaran banyak pembeli yang beralih dari minyak goreng kemasan. Hal itu dikarenakan harga minyak goreng kemasan yang mahal.
Di lapaknya, Riza menjual minyak goreng kemasan dengan harga Rp50 ribu untuk ukuran dua liter. Namun, kata dia, harga minyak goreng kemasan juga bervariasi, bergantung merek dan agen yang menjualnya.
Senada, Fikram (23), pedagang lainnya di pasar yang sama, mengatakan HET minyak goreng curah Rp14 ribu per liter itu bohong belaka. “Apaan yang Rp14 ribu? Nggak ada, dari agen kemarin terakhir Rp18 ribu per kg. Jadi, nggak ada Rp14 ribu itu bohong,” imbuhnya.
Fikram mengaku saat ini menjual minyak goreng curah dengan harga Rp24 ribu per kg. Patokan harga tersebut mendapat protes dari para pembeli.
“Pembeli mengeluh harganya tinggi. Saya bilang saja dari sananya (distributor/agen) naik. Kalau di sana murah, ya kita jual murah,” tandasnya.
[Gambas:Video CNN]
(mrh/bir)