Pemerintah Sri Lanka Desak IMF Segera Beri Bantuan

Pemerintah Sri Lanka Desak IMF Segera Beri Bantuan



Jakarta, CNN Indonesia — Pemerintah Sri Lanka meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memberikan bantuan secara cepat untuk mengatasi krisis ekonomi yang melanda negara itu, termasuk ancaman gagal bayar utang.

Read More

Mengutip Reuters, Selasa (19/4) Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry memulai pembicaraan formal dengan IMF di Washington pada awal pekan ini.

Pembahasan mencakup sebuah program yang diharapkan pemerintah akan membantu menambah cadangannya dan menarik pembiayaan jembatan untuk membayar impor penting bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Ajudan Sabry, Shamir Zavahir dalam Twitternya mengatakan Sri Lanka meminta instrumen pembiayaan cepat (RFI) untuk dukungan neraca pembayaran yang mendesak. Namun, IMF menilai Sri Lanka belum memenuhi kriteria mereka.

“IMF kemudian memberi tahu Menteri Sabry bahwa India juga telah membuat perwakilan atas nama Sri Lanka untuk RFI,” kata Kementerian Keuangan Sri Lanka dalam sebuah pernyataan.

Data Tradeweb menunjukkan obligasi berdenominasi dolar Sri Lanka berada di bawah tekanan lagi pada Selasa, dengan obligasi berjangka lebih panjang jatuh sebanyak 1,4 sen dolar untuk diperdagangkan pada tingkat yang sangat tertekan hanya di atas 40 sen.

Sri Lanka mencari US$3 miliar dalam beberapa bulan mendatang dari berbagai sumber termasuk IMF, Bank Dunia dan India untuk mencegah krisis, kata Sabry kepada Reuters awal bulan ini.

Baik India maupun China telah memberikan dukungan keuangan miliaran dolar ke Sri Lanka. Sabry bertemu dengan mitranya dari India Nirmala Sitharaman di sela-sela pembahasan IMF, dan kedua belah pihak mengatakan mereka sepakat untuk memperdalam kerja sama mereka.

“India akan mendukung penuh pertimbangan Sri Lanka dengan IMF, terutama atas permintaan khusus yang dibuat untuk mempercepat fasilitas dana yang diperpanjang,” kata kantor Sabry, mengutip pertemuannya dengan Sitharaman.

Pekan lalu, bank sentral Sri Lanka mengatakan pihaknya menangguhkan pembayaran beberapa utang luar negerinya sambil menunggu restrukturisasi.

Adapun krisis keuangan di Sri Lanka terjadi karena pandemi covid-19 memperburuk keuangan pemerintah yang salah urus. Selain itu, kenaikan harga bahan bakar juga melemahkan cadangan devisa.

[Gambas:Video CNN]
(dzu/sfr)




Source link