Perajin Tahu Menjerit Harga Kedelai Naik: Hanya Bisa Bertahan Hidup

Perajin Tahu Menjerit Harga Kedelai Naik: Hanya Bisa Bertahan Hidup


TEMPO.CO, Jakarta – Sejumlah perajin tahu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengeluh akan tingginya harga kedelai. Harga bahan baku tersebut melonjak lebih dari 100 persen sejak tiga bulan lalu.

Read More

“Kita hingga kini hanya bisa bertahan hidup saja sejak tiga bulan harga kedelai melonjak dari Rp 300 ribu menjadi Rp 620 ribu per 50 kilogram,” kata Madsoleh, 55 tahun,  perajin tahu di Kampung Muara Kebon Kelapa, Senin, 16 Mei 2022.

Perajin tahu, kata dia, sangat terpukul dengan kenaikan harga kedelai. Bahkan kondisi ini membuat beberapa perajin gulung tikar.

Dia berharap pemerintah segera menyalurkan subsidi sehingga dapat mengurangi beban biaya produksi. “Kami minta kedelai disubsidi dan kembali ke harga normal Rp 300 ribu,” kata Madsoleh.

Madsoleh menuturkan perajin tahu telah membantu program pemerintah dalam penyerapan tenaga pekerjaan. Ia mencontohkan bisnis rumahannya yang mempekerjakan sepuluh orang karyawan.  

Adapun Madsoleh mampu memproduksi tahu sebanyak 100 kilogram per hari.Dari 100 kilogram kedelai, ia dapat menghasilkan produksi 30 cetakan tahu dengan total keuntungan bersih Rp 250 ribu .

Namun ia menyebut tak setiap hari untung. “Terkadang harus menombok membeli bahan bakar kayu, ” katanya.

Perarajin tahu lainnya, Sudrajat, 55 tahun, juga kesulitan akibat harga kedelai yang melonjak. Saat ini, ia mensiasati produksi tahu dengan memperkecil ukuran agar usahanya bertahan.

“Sejak kenaikan kedelai itu biaya produksi cukup tinggi dan berdampak terhadap keuntungan, ” katanya.

Februari lalu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan pihaknya akan segera mengumumkan harga wajar tahu dan tempe di pasaran. Dia mengklaim pihaknya sudah menjembatani antara importir dan perajin untuk mendiskusikan terkait kenaikan harga kedelai.

Lutfi mengatakan, harga impor kedelai kala itu US$ 15,86 per bushel atau lebih rendah dari harga pada Mei 2021 sebesar US$ 16 per bushel. “Jadi kita sudah melewati itu, saya sudah menjembatani antara importir dan perajin di pasar dan akan mengumumkan kepada mereka harga wajar tahu dan tempe itu berapa,” kata Lutfi dalam video unggahan, 22 Februari 2022.

Dalam video yang sama, Lutfi juga memaparkan biang keladi kenaikan harga kedelai. Ia menyatakan, pasokan kacang kedelai Indonesia bergantung pada pasar internasional. Pada 2021, impor kedelai mencapai 2,5 juta ton.

Sedangkan produksi kedelai di dalam negeri tidak melebihi 300 ribu ton pada tahun lalu. “Kita ini bergantung pada pasar internasional. Sekarang ini sedang mengalami kejadian-kejadian yang pertama harga tinggi sekali disebabkan urea sudah naik 223 persen di pasar internasional dalam 15 bulan terakhir,” ujar Lutfi.

ANTARA | M. FAIZ ZAKI

Baca juga: Harga Kedelai Naik, Mendag Lutfi Segera Umumkan Harga Wajar Tahu dan Tempe

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.





Source link