PUPR Kebut Pembangunan Bendungan Keureuto di Aceh

PUPR Kebut Pembangunan Bendungan Keureuto di Aceh



Jakarta, CNN IndonesiaKementerian PUPR mempercepat pembangunan Bendungan Keureuto, Aceh Utara. Bendungan itu diharapkan mampu menumpang air dari Sungai Krueng Keureuto yang merupakan penyebab utama banjir di Kota Lhoksukon dan sekitarnya.

Read More

Dilansir dari Antara, Kamis (12/5), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menerangkan Sungai Krueng Keureuto terdapat beberapa anak sungai yang berpotensi mengakibatkan banjir di daerah sekitar.

“Sungai Krueng Keureuto tergolong dalam tipe cabang kipas dengan beberapa anak sungai. Terdapat enam anak sungai yang memberikan kontribusi aliran ke dalam alur Krueng Keureuto, sehingga menyebabkan puncak banjir yang tinggi di daerah hilir,” tulis Basuki dalam keterangan resmi.


Dengan total kapasitas 215,94 juta meter kubik, Bendungan Keureuto memiliki tampungan banjir sekitar 30,39 juta meter kubik atau sebesar 501,49 meter kubik per detik, sehingga mampu mengurangi volume banjir sampai dengan periode 50 tahun di Kawasan Aceh Utara.

Di samping itu, Bendungan Keureuto juga akan berfungsi sebagai irigasi yang mampu menyalurkan air ke lahan seluas 9.420 hektar yang terdiri dari intensifikasi Daerah Irigasi (DI) Alue Ubay seluas 2.743 hektar dan ekstensifikasi DI Pasee Kanan seluas 6.677 hektar.

Saat ini, progress fisik sebesar 65,63 persen. Artinya, tak lama lagi Bendungan Keureuto dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.

Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Heru Setiawan mengatakan Bendungan Keureuto juga dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat setempat sekaligus menjadi pembangkit listrik.

“Bendungan ini akan menyediakan air baku dengan kapasitas 0,5 meter kubik per detik, dan dimanfaatkan juga sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 6,34 megawatt (MW), sehingga secara umum Bendungan Keureuto merupakan bendungan multifungsi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat Aceh Utara,” imbuh Heru.

Bendungan Keureuto merupakan salah satu bendungan terbesar di Sumatera yang dibangun oleh Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Ditjen Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.

Pembangunan bendungan dimulai pada 2015 dengan biaya APBN sebesar Rp2,68 triliun dan dilaksanakan secara bertahap melalui empat paket.

Yakni melalui kontraktor, PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Pelita Nusa Perkasa (KSO) untuk paket satu, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk paket dua, PT Hutama Karya-Perapen untuk paket tiga, dan Abipraya – Indra – Nusa, KSO untuk paket penyelesaian.

[Gambas:Video CNN]
(bir)

[Gambas:Video CNN]




Source link