Keputusan Rusia yang mengerahkan pasukan militer ke Ukraina Timur melahirkan berbagai sanksi ekonomi. Salah satunya Jerman yang menghentikan sertifikasi pipa Nord Stream 2 pada Selasa (22/2).
Mengutip dari CNN Business, negara-negara barat tak akan mengerahkan pasukan sendiri ke Ukraina. Namun, mereka akan memberikan sanksi ekonomi sebagai hukuman terbaik untuk Moskow dan mencegah agresi lebih lanjut.
Meski beberapa hukuman sudah berlaku, tetapi masih ada deretan sanksi lain yang disiapkan kelompok barat ketika agresi semakin agresif.
Keputusan Jerman yang menghentikan sertifikasi pipa Nord Stream 2 misalnya. Hal itu menunjukkan bahwa Eropa bersedia menargetkan industri energi besar Rusia, meski hal ini akan membuat harga gas alam lebih tinggi di Uni Eropa.
Nord Stream 2 sendiri dapat menghasilkan 55 miliar meter kubik gas per tahun. Angka itu setara lebih dari 50 persen konsumsi tahunan Jerman dan bisa bernilai US$15 miliar untuk Gazprom, perusahaan milik Rusia yang mengendalikan pipa.
Sementara, Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT) atau layanan pesan global yang digunakan oleh bank dan lembaga keuangan menghapus Rusia dari SWIFT. Keputusan ini bakal mempersulit lembaga keuangan Rusia untuk mengirim uang ke dalam atau ke luar negeri.
Selain itu, keputusan SWIFT juga akan memberikan kejutan kepada perusahaan Rusia dan pelanggan asing mereka, khususnya pembeli ekspor minyak dan gas alam mata uang dolar AS.
“Pemutusan tersebut akan menghentikan semua transaksi internasional, memicu volatilitas mata uang, dan menyebabkan arus keluar modal besar-besaran,” ungkap rekan tamu di Institut Urusan Internasional Finlandia Maria Shagina.
Menurut mantan menteri keuangan Rusia Alexei Kudrin, pengecualian Rusia dari SWIFT akan menyebabkan ekonominya turun 5 persen.
Tak hanya itu, Inggris ikut-ikutan dengan memberikan sanksi kepada lima bank Rusia dan tiga orang kaya Rusia. Bank-bank tersebut adalah Rossiya Bank, IS Bank, General Bank, Promsvyazbank dan Black Sea Bank.
Selain itu, Inggris akan membekukan aset tiga orang kaya Rusia, yakni Gennady Timchenko, Boris Rotenberg dan Igor Rotenberg.
Keluarga Rotenberg adalah pemilik bersama SGM Group, yang membuat infrastruktur minyak dan gas. Sementara Timchenko adalah pemilik perusahaan investasi swasta Volga Group.
Inggris juga akan memberikan sanksi kepada anggota parlemen Rusia yang memilih untuk mengakui kemerdekaan kedua wilayah yang memisahkan diri itu.
Lalu, Amerika Serikat (AS) menargetkan dua lembaga keuangan, utang Rusia, termasuk elit Rusia beserta anggota keluarga mereka.
Gedung Putih mengatakan sanksi di bagian timur Ukraina yang diakui Putin sebagai negara merdeka. Namun, sebagian besar hukuman itu hanya bersifat simbolis dan tidak menimbulkan risiko ekonomi bagi Rusia.
Wakil Penasihat Keamanan Nasional Jon Finer mengatakan hukuman yang lebih keras sengaja ditahan untuk mencegah Moskow memerintahkan pasukan lebih jauh ke Ukraina.
“Jika Rusia mengambil tindakan lebih lanjut, kami akan memiliki konsekuensi signifikan dan lebih parah yang dapat kami berikan melalui sanksi,” kata Finer.
Sementara, Presiden Joe Biden mengatakan pihaknya siap menambahkan sanksi jika Rusia lebih jauh melanggar batas wilayah Ukraina.
[Gambas:Video CNN]
(aud/bir)