Sejarah Pulau Kanibal di Siberia, Fakta Tragis yang Ditutup-tutupi Uni Soviet (Bagian 2)

Sejarah Pulau Kanibal di Siberia, Fakta Tragis yang Ditutup-tutupi Uni Soviet (Bagian 2)


Sejarah%2BPulau%2BKanibal%2Bdi%2BSiberia%2Bi

Naviri Magazine – Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Sejarah Pulau Kanibal di Siberia, Fakta Tragis yang Ditutup-tutupi Uni Soviet – Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Read More

Pulau Kanibal

Kasus kanibalisme pertama di Pulau Nazinsky terjadi pada hari kesepuluh. Yang pertama kali melakukan aksi biadab tersebut adalah para penjahat bengis di antara tahanan. Terbiasa bertahan dalam kondisi brutal, mereka membentuk geng untuk meneror tahanan lain.

Tanpa disadari, penduduk desa terdekat menjadi saksi mimpi buruk yang terjadi di pulau itu. Seorang gadis petani, yang waktu itu baru berusia 13 tahun, mengenang bagaimana seorang gadis muda yang cantik dirayu oleh salah satu penjaga. 

“Ketika dia pergi, orang-orang menangkap gadis itu, mengikatnya ke pohon dan menikamnya sampai mati, memakan tubuhnya hingga tak bersisa. Mereka lapar dan ingin makan. Daging manusia berceceran, tercabik-cabik, dikuliti, dan digantung di pohon di seluruh pulau. Di mana-mana ada mayat.”

“Saya memilih mereka yang tak lagi hidup, tetapi juga belum mati,” kata seorang tahanan bernama Uglov, yang dituduh kanibalisme, bersaksi selama interogasi. “Anda bisa melihat bahwa seseorang sudah mati, bahwa mereka akan mati dalam satu atau dua hari. Jadi akan lebih mudah bagi mereka untuk mati … sekarang, segera, daripada menderita selama dua atau tiga hari lagi.”

Theophila Bylina, penduduk Desa Nazino lainnya, mengenang, ”Orang-orang yang dibuang terkadang menghampiri rumah kami. Suatu hari, seorang perempuan tua datang dari Pulau Kematian. Dia dibuang sangat jauh …. Saya melihat betisnya telah dipotong. Ketika saya bertanya, dia berkata, ‘Betis saya dipotong di Pulau Kematian dan dipanggang.’ Semua daging betisnya telah dipotong. Kakinya membeku sepanjang waktu dan perempuan itu membungkusnya dengan kain compang-camping. Namun, dia bisa berjalan tanpa bantuan. Dia kelihatan tua, padahal dia baru berusia 40-an.”

Sebulan kemudian, orang-orang yang kelaparan, sakit, dan kelelahan, yang bertahan hidup dengan jatah makanan ala kadarnya yang kadang-kadang dibagikan, dievakuasi dari pulau itu. 

Namun, cobaan mereka tak berakhir sampai situ. Korban jiwa terus berjatuhan di permukiman Siberia. Mereka berusaha bertahan hidup dengan jatah makanan yang sedikit di barak yang dingin dan lembap, yang sama sekali tak layak huni. Pada akhirnya, dari 6.000 orang, hanya 2.000-an saja yang selamat.

Dirahasiakan

Tragedi ini tak akan pernah diketahui siapa pun selain penduduk setempat jika bukan karena Vasily Velichko, seorang pengurus Partai Komunis di Distrik Narym. Dia dikirim ke salah satu permukiman buruh pada Juli 1933 untuk melaporkan keberhasilan pemindahan para tahanan ke sana. Namun, ia malah melakukan penyelidikan mendalam tentang apa yang telah terjadi.

Velichko mengirim laporan terperincinya, berdasarkan kesaksian lusinan orang yang selamat, ke Kremlin, dan hal itu menimbulkan kegemparan. Sebuah komisi khusus yang tiba di Nazino melakukan penyelidikan menyeluruh, menemukan 31 kuburan massal di pulau itu dan masing-masing berisi 50—70 mayat.

Lebih dari 80 orang tahanan dan penjaga diadili, termasuk 23 orang yang dijatuhi hukuman mati karena “menjarah dan menyerang” dan sebelas karena kanibalisme.

Setelah penyelidikan selesai, rincian kasus tersebut, bersama laporan Vasily Velichko, dirahasiakan. Dia kehilangan pekerjaannya sebagai anggota partai, tetapi tidak dikenakan sanksi lebih lanjut. Setelah menjadi koresponden perang, dia selamat dari Perang Dunia II dan menulis beberapa novel tentang transformasi sosialis di Siberia, tetapi dia tidak pernah berani menulis tentang “pulau kematian”.

Masyarakat umum baru mengetahui tragedi Nazino pada akhir 1980-an, tak lama sebelum runtuhnya Uni Soviet.

Ketika Perang Saudara berlangsung, banyak orang melarikan diri dari Rusia. Mereka menganggap perebutan kekuasaan oleh Bolshevik adalah sebuah kemunduran.



Source link : Naviri.org

Majalah online. Menyajikan berita dan artikel seputar pengetahuan umum, gaya hidup, entertainment, dan teknologi.