Uni Eropa Selidiki Kripto, Diduga Jadi Alat Rusia Akali Sanksi

Uni Eropa Selidiki Kripto, Diduga Jadi Alat Rusia Akali Sanksi



Jakarta, CNN Indonesia

Read More

Komisi Uni Eropa (UE) tengah menginvestigasi mata uang kripto digunakan sebagai alat untuk sanksi sanksi keuangan yang dikenakan pada bank-bank Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.

Seorang pejabat senior UE mengatakan volume perdagangan salah satu mata uang kripto, yakni tether melonjak karena rubel Rusia jatuh ke rekor terendah akibat sanksi Barat.

Ia juga menyadari aset kripto kemungkinan dijadikan “rute pengelakan” oleh warga Rusia untuk menghindari sanksi yang dikenakan oleh beberapa negara dunia.

“Peningkatan nilai beberapa aset (kripto) ini mungkin merupakan respons terhadap upaya untuk menghindari sanksi. Kami sedang menyelidiki ini, tetapi belum ada keputusan yang diambil,” kata pejabat seperti dikutip dari CNN Business, Kamis (3/3).

Sebelumnya, Kepala Peneliti Arcane Research Bendik Schei juga mengatakan melonjaknya kenaikan kripto dipengaruhi oleh kejatuhan rubel usai Rusia dihukum negara barat karena tindakannya menginvasi Ukraina.

Investor, khususnya asal Rusia, menjadikan kripto sebagai alternatif untuk mengamankan aset mereka. Ia menambahkan aset yang dipandang aman itu adalah kripto.

“Investor tampaknya berusaha keluar dari rubel karena devaluasi drastis setelah semua sanksi (dijatuhkan kepada Rusia),” kata dia seperti dikutip dari CNN, Rabu (2/3).

Ia menyebut banyak investor yang beralih ke tether. Sebab, tether dikenal sebagai ‘stablecoin’ karena dipatok ke dolar AS.

“Di bawah kondisi pasar saat ini, saya tidak terkejut melihat investor, setidaknya di Rusia, mencari stablecoin. Ini tentang menyimpan dana mereka, bukan berinvestasi.” kata Schei.

(mrh/bac)

[Gambas:Video CNN]






Source link