Mengutip dari AFP, Selasa (12/4), WTO merevisi proyeksi pertumbuhan volume perdagangan dari 4,7 persen menjadi 3 persen pada 2022.
Selain itu, WTO juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia dari 4,1 persen menjadi 2,8 persen pada 2022. Angka itu jauh lebih rendah dari realisasi pada 2021 yang sebesar 5,7 persen.
Namun, WTO optimistis pertumbuhan ekonomi global meningkat menjadi 3,2 persen pada 2023. Angka itu mendekati tingkat rata-rata 3 persen pada 2010 dan 2019.
WTO menilai mengatakan pertumbuhan perdagangan global dan ekonomi dunia akan melambat imbas konflik Rusia dan Ukraina.
“Dalam krisis, perdagangan diperlukan untuk memastikan akses kebutuhan yang stabil dan adil. Membatasi perdagangan akan mengancam kesejahteraan keluarga dan bisnis,” ungkap Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo Iweala.
Menurut dia, semua negara dan organisasi internasional harus bekerja sama untuk memfasilitasi perdagangan di tengah lonjakan inflasi. Hal ini khususnya perdagangan barang-barang pokok masyarakat.
“Sejarah mengajarkan bahwa ekonomi dunia menjadi blok-blok saingan dan memunggungi negara-negara termiskin tidak akan mengarah pada kemakmuran maupun perdamaian,” jelas Okonjo Iweala.
[Gambas:Video CNN]
(tdh/aud)