TRIBUNPADANG.COM, PADANG – Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumatera Barat (Sumbar) melakukan rukyat atau pemantauan hilal awal Syawal 1442 Hijriah di Gedung Taman Budaya Sumbar, Kota Padang, Selasa (11/5/2021).
Pengamatan itu dilakukan untuk melihat apakah sudah ada hilal sebagai tanda mulai masuknya 1 Syawal 1442 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri 2021.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang Irwan Slamet menjelaskan, pengamatan dilakukan dengan melihat ke arah ufuk matahari terbenam.
Baca juga: Uang Pecahan Rp 75 Ribu Laris Manis, Warga Kota Padang Ramai Tukarkan Uang Jelang Lebaran
Menurutnya dari pengamatan, bulan bisa dirukyat atau dilihat setelah berada dalam posisi 3 derajat.
“Jadi kalau kita bisa rukyat itu setelah 3 derajat, sementara posisi sekarang itu ada 4 derajat minus, masih di bawah horison, sehingga tidak kelihatan, karena pertama persyaratan untuk kelihatan itu terjadi konjungsi terlebih dahulu,” kata Irwan Slamet.
Menurutnya, konjungsi geosentrik atau ijtima dapat terjadi nanti malam pukul 02.00 WIB dinihari.
Konjungsi geosentris yaitu peristiwa di saat bumi dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari Bumi.
Baca juga: Lagi, Ikan Keramba di Danau Maninjau Mati Massal, Totalnya Mencapai 6 Ton
Dia melanjutkan, karena ijtima adanya nanti malam, jadi hari ini bulan masih di bawah ufuk, sehingga hilal tidak bisa kelihatan.
Sementara jika besok dilakukan lagi pengamatan maka hila bisa terlihat.
“Besok sudah tinggi, maka sudah kelihatan karena pengamatan dilakukan setelah Magrib, yaitu ketika matahari terbenam,” tambahnya.
Dengan begitu, menurutnya besok umat Muslim masih melaksanakan puasa, sebab sesuai ketentuan Ramadan yang saat ini berusia 29 hari digenapkan menjadi 30 hari.
“Besok masih puasa, karena hari ini 29 Ramadan dan hilal masih di bawah ufuk artinya Ramadan digenapkan menjadi 30 hari,” ujar Irwan Slamet. (*)